6 Skandal Pengaturan Skor yang Gemparkan Dunia Sepakbola, Ada dari Indonesia

 

6 Skandal Pengaturan Skor yang Gemparkan Dunia Sepakbola, Ada dari Indonesia

6 Skandal Pengaturan Skor yang Gemparkan Dunia Sepakbola, Ada dari Indonesia

LASKAR QQ – Skandal pengaturan skor menjadi satu hal yang dimusihi di sepakbola. Skandal ini nyatanya tak hanya terjadi di Eropa, Di Indonesia pun skandal ini pernah terjadi.

Belum lama ini, sepakbola Indonesia dikejutkan dengan keputusan tim Liga 2, Perserang yang memecat lima pemain dan satu pelatih kepalanya akibat dugaan pengaturan skor.

Babay Karnwari, manager Perserang, resmi memecat enam orang tersebut dan melaporkan keenamnya ke PSSI terkait dugaan adanya pengaturan skor.

BACA JUGA : 5 Alasan Xavi Hernandez Bakal Sukses di Barcelona, Nomor 1 Paling Utama

Pemecetan dan pelaporan ini dilakukannya setelah mendapat sederet informasi pengakuan dan barang bukti yang menyatakan adanya indikasi pengaturan skor saat Perserang berlaga.

Dugaan pengaturan skor ini disebutnya dilakukan dengan adanya ajakan ke pemain Persrang saat tumbang dari Rans Cilegon FC, Persekat Tegal dan Badak Lampung FC.

Dugaan ini pun cukup menghebohkan. Pasalnya, isu pengaturan skor menjadi salah satu isu panas yang pernah menerpa sepakbola Indoensia dimasa lampau.

berbicara soal pengaturan skor, berikut ada beberapa skandal pengaturan skor yang menghebohkan dunia sepakbola. Ironisnya salah satu skandal paling menggegerkan emlibatkan sepakbola Indonesia.

1.Calciopoli

Pada 2006, Sepakbola Italia bisa dikatakan tengah malu dan bangga. Kebanggan itu didapatkan karena berhasil menjuarai Piala Dunia 2006. sedangkan rasa malu didapat karena Liganya, Seria A, diwarnai aksi pengaturan skor.

Skandal pengaturan skor itu disebut Calciopoli dan melibatkan lima klub yakni Juventus, Ac Milan , Reggina dan Fiorentina. Pengaturan skor yang dilakukan yakni klub-klub tersebut sengaja memilih wasit.

Karena kasus ini, Sepak bola Italia tercoreng, Akhirnya kelima klub mendapat hukuman terberat dterima Juventus yang harus terdegradasi ke serie B.

2 Timnas Indonesia vs Thailand di Piala Tiger 1998

Pengaturan skor yang mencoreng wajah Indonesia terjadi saat Timnas Indonesia bermain di Piala Tiger 1998 dengan menghadapi Thailand.

Dengan asalan tak mau bertemu Vietnam dibabak berikutnya. Indonesia dan Thailand pun seadanya dan tak ingin meraih kemenangan.

Saat laga berjalan imbang dengan skor 2-2, tiba-tiba pemain timnas, Mursyid Effendi sengaja mencetak gol bunuh diri. Alhasil ia dilarang bermain seumur hidup dan Indoensia serta Thailand dijatuhi denda 40rb dolar.

3. olympique Marsellie (1993)

Tahun 1993, Olympique Marseille membuat sejarah sebagai tim Prancis satu-satunya yang berhasil menjuarai Liga Champions. Sayangnya prestasi itu ternoda dengan adanya skandal pengaturan skor saat Marseille menjuarai Ligue 1 Prancis di tahun yang sama.

Kala itu, pemain Marseille, Jean-Jacques Eydelie dikabarkan mendekati tiga pemain lawan di Ligue 1 dan menawarkan sejumlah uang agar lawan mengalah dan tak membuat pemain Marseille cedera jelang final Liga Champions.  

Alhasil, bos Marseille dihukum dua tahun larangan berkecimpung di sepak bola dan Eydelie dilarang aktif di sepak bola lagi.

4. Lazio vs AC Milan 1980

Jauh sebelum Calciopoli, sepak bola Italia juga pernah tercoreng dengan skandal pengaturan skor yang terjadi di laga Lazio vs AC Milan pada tahun 1980.

Skandal itu lahir karena inisiatif dua pengusaha, Massimo Cruciani dan Alvaro Trinca. Kedua pengusaha tersebut mengakui bahwa beberapa pemain Italia yang juga langganan di restorannya, menjual pertandingan.

Saat kasus itu terbongkar, polisi langsung meringkus 33 pemain dari enam klub di Serie A dan Serie B. AC Milan dan Lazio bahkan harus terdegradasi ke Serie B di musim itu.

5. PSS Sleman vs PSIS Semarang 2014

Selain timnas Indonesia yang pernah terlibat pengaturan skor, klub Indonesia pun juga pernah terlibat. Kedua klub itu adalah PSS Sleman dan PSIS Semarang.

Pengaturan skor terjadi pada 2014 di mana laga antara keduanya berkesudahan 3-2. Anehnya, lima gol tersebut dicetak lewat gol bunuh diri.

Kedua tim sama-sama tak ingin menang kala itu karena tak mau bertemu Pusamania Borneo FC di semifinal. Karenanya, kasus ini pun menjadi perhatian sehingga dijuluki sepak bola gajah.

6. Liga Jerman 2005

Sepak bola Jerman pun tak luput dari objek untuk pengaturan skor. Hal ini terjadi pada 2005 silam yang terjadi di Divisi Dua, DFB Pokal, dan Divisi Tiga.

Skandal pengaturan skor inipun melibatkan nama wasit Divisi Dua yakni Robert Hoyzer karena ia diduga mendapat uang untuk memanipulasi empat laga.

Akibatnya, Hoyzel mendapat hukuman seumur hidup. Selain itu, tiga pemain Hertha Berlin juga terseret saat timnya kalah 2-3 dari tim kasta ketiga di DFB Pokal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar