Ancaman Penjara Untuk Pelaku Seks Bebas Dan Kumpul Kebo Di Piala Dunia 2022 Qatar

 

Ancaman Penjara Untuk Pelaku Seks Bebas Dan Kumpul Kebo Di Piala Dunia 2022 Qatar

PALAPA QQ – Tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar memberikan aturan ketat kepada supporter. Qatar memberlakukan beberapa aturan dan larangan yakni soal alkohol dan Seks bebas.

Piala Dunia 2022 akan terasa berbeda bagi supporter asal negara barat ( Eropa dan Amerika serikat ). Fans sepak bola dari kawasan tersebut terbiasa berjalan ke stadion sambil membawa minuman beralkohol.

Namun di Qatar, hal itu tak akan bisa lagi mereka lakukan. Qatar dengan tegas melarang alkohol di tempat umum.

BACA JUGA : Shin Tae-Yong Bongkar Rencana Di Piala Asia 2023

Bukan cuma itu, Qatar juga melarang fans-fans dari luar untuk melakukan tindakan kumpul kebo. Suporter laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri, tidak akan bisa memesan satu kamar hotel yang sama.

Laporan Daily Star, aturan ini bahkan sudah mulai diterpakan. Qatar, sebagai negara yang menganut norma ketimuran dan menjujung tinggi nilai-nilai Islam melarang keras seks ebas.

tak tanggung-tanggung, apabila ada yang melanggarnya akan mendapatkan sanksi paling berat yakni penjara selama tujuh tahun.

“Kecuali anda datang kesini sebagai suami-istri, itu tidak masalah. Tapi kalau mau Seks bebas, jangan di sini karena anda bisa mendekam di penjara.”kata salah satu seorang police di Qatar.

Sementara itu, kepala Eksekutif Piala Dunia 2022. Nasser al-khater menegaskan, Qatar terbuka pada semua fans di berbagai belahan dunia. Namun, Qatar juga meminta para tamu menghormati norma-norma yang sudah berlaku di negara mereka.

“Semua orang diterima di Qatar dan mereka akan merasa aman. Qatar adalah negara yang toleran dan ramah. Mungkin Qatar ada sedikit berbeda dengan negara lain, maka kmai berharap para fans menghormati aturan yang ada,” kata Nasser.

“Keselamatan dan kenyamanan setiap penggemar adalah yang paling penting bagi kami. tapi, bermesraan didepan umum dilarang, itu bukan bagian dari budaya kami dan itu berlaku untuk semura orang,”jelasnya.

Larang Kampanye LGBT

Piala Dunia 2022

Sebelumnya, Qatar dengan tegas menyatakan sikap mereka kepada kaum LGBT. Kepala keamanan Piala Dunia 2022, Abdullah Al Nasari mengharamkan simbol maupun bentuk kampanye lain dari kelompok lesbian,gay, biseksual dan transgender ( LGBT ) di Qatar.

Al Nasari menyatakan tidak akan bertoleransi mengenai apapu yang berkaitan dengan LGBT selama Piala Dunia 2022 berlangsung.

“Jika anda ingin mengungkapkan pandangan anda mengenai LGBT, lakukanlah dalam masyarakat yang bisa menerima hal itu. Jangan datang dan menghina seluruh masyarakat (kami). Kami tidak akan pindah agama ( hanya karena piala dunia) selama 28 hari,”ucapnya seperti dikutip dari sportsration.

Al Nasari juga mengatakan akan melakukan tindakan tegas andai simbo; terkait kelompok LGBT muncul di stadion yang menghelat Piala Dunia 2022. ia memastikan harus dilakukan pencegahan akan dampak buruk yang berpotensi terjadi.

“Jika seorang penggemar mengibarkan bendera pelangi di Stadion dan bendera itu diambil, itu bukan karena kami ingin menyinggungya tetapi untuk melindunginya,”kata Al Nasari.

“Jika tidak (diambil), penonton lain bisa menyerangnya. Jika anda membeli tiket, itu untuk menyaksikan pertandingan sepak bola dan bukan untuk berdemonstrasi,” ia melanjutkan.

Tuai Kritik

Direktur Teknik Timnas Jerman, Oliver Bierhoff

Larangan terhadap kampanye LGBT oleh pemerintah Qatar di Piala Dunia telah menimbulkan gelombang kritik dari berbagai pihak.

Direktur Teknik, Timnas Jerman, Olver Bierhoff menyebut tidakan Qatar tidak dapat diteirma. Bierhoff mengatakan surat kabar Jerman, dia tidak senang bahwa homoseksual masih ilegal di negara teluk tersebut.

“Perlakukan seperti itu terhadap kaum homoseksual sama sekali tidak dapat diterima. Ini sama sekali tidak sesuai dengan pandangan saya,”kata Bierhoff.

Pria yang kini berusia 54 tahun itu mempertanyakan kriteria yang digunakan dalam pemilihan Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Dia menduga bahwa pejabat FIFA telah disuap untuk memberikan Piala Dunia kepada Qatar, meskipun penyelidikan independen yang dilakukan oleh FIFA kemudian tidak menemukan bukti kuat tentang hal ini.

“Kriteria apa yang sebenarnya digunakan FIFA untuk memberikan tuan rumah Piala Dunia. Pemberian turnament adalah senjata paling ampuh untuk mendorong perubahan yang diperlukan,”kata Bierhoff, dilansir BBC.

“Tetapi perubahan itu harus terjadi sebelum pemilihan negara dan bukan setelahnya,” ujar Bierhoff.

Timnas Inggris Cemas

Foto: 5 Pelatih Timnas yang Jadi Alternatif Suksesor Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United, mulai Gareth Southgate hingga Joachim Loew

Timnas Inggris juga menjadi pihak yang paling lantang mengkritik aturan itu. Manajer Timnas Inggris, Gareth Southgate was-was takut supporter mereka yang LGBT tidak datang untuk memberikan dukungan.

“Saya menemukan masalah hak asasi manusia cukup luar biasa untuk disatukan. Tapi saya pikir saya cukup jelas tentang bidang yang menjadi perhatian turnament ini,” kata Southgate.

“Perkembangan stadion adalah yang pertama, dan tidak ada yang bisa kami lakukan sekarang. Jelas ada kekhawatiran yang terus berlanjut tentang hak-hak pekerja dan kondisi tempat tinggal mereka”

Hal senada juga disampaikan oleh penyerang Timnas Inggris, Harry Kane. Dia khawatir tentang keselamatan kaum LGBT yang berpergian ke Qatar.

Harry Kane mengatakan ‘sangat penting bahwa mereka merasa aman’ di turnament Kane mengatakan bahwa piala Dunia tidak bisa hanya menjadi perbaikan cepat untuk penlanggaran hak assasi manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar